Jumat, 08 Februari 2008

Pendidikan Jasmani

1..Pengertian

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak

Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional2. Tujuan Pendidikan Jasmani

1.Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih

2.Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik

3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar

4.Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan

5.Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis

6.Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan

7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.

3.Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani

1.Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya

2. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya

3. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya

4. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya

5.Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya

6.Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung

7.Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.

4. Gerak sebagai kebutuhan anak

Dunia anak-anak adalah dunia yang segar, baru, dan senantiasa indah, dipenuhi keajaiban dan keriangan. Demikian Rachel Carson dalam sebuah ungkapannya. Namun demikian, menurut Carson, adalah kemalangan bagi kebanyakan kita bahwa dunia yang cemerlang itu terenggut muram dan bahkan hilang sebelum kita dewasa.

Dunia anak-anak memang menakjubkan, mengandung aneka ragam pengalaman yang mencengangkan, dilengkapi berbagai kesempatan untuk memperoleh pembinaan . Bila guru masuk ke dalam dunia itu, ia dapat membantu anak-anak untuk mengembangkan pengetahuannya, mengasah kepekaan rasa hatinya serta memperkaya keterampilannya.

Bermain adalah dunia anak. Sambil bermain mereka belajar. Dalam hal belajar, anak-anak adalah ahlinya. Segala macam dipelajarinya, dari menggerakkan anggota tubuhnya hingga mengenali berbagai benda di lingkungan sekitarn

5.Perbedaan Makna Pendidikan Jasmani Dan Pendidikan Olahraga

Salah satu pertanyaan yang sering diajukan oleh guru-guru penjas belakangan ini adalah : “Apakah pendidikan jasmani?” Pertanyaan yang cukup aneh ini justru dikemukakan oleh yang paling berhak menjawab pertanyaan tersebut.

Hal tersebut mungkin terjadi karena pada waktu sebelumnya guru itu merasa dirinya bukan sebagai guru penjas, melainkan guru pendidikan olahraga. Perubahan pandangan itu terjadi menyusul perubahan nama mata pelajaran wajib dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, dari mata pelajaran pendidikan olahraga dan kesehatan (orkes) dalam kurikulum 1984, menjadi pelajaran “pendidikan jasmani dan kesehatan” (penjaskes) dalam kurikulum1994.

Perubahan nama tersebut tidak dilengkapi dengan sumber belajar yang menjelaskan makna dan tujuan kedua istilah tersebut. Akibatnya sebagian besar guru menganggap bahwa perubahan nama itu tidak memiliki perbedaan, dan pelaksanaannya dianggap sama. Padahal muatan filosofis dari kedua istilah di atas sungguh berbeda, sehingga tujuannya pun berbeda pula. Pertanyaannya, apa bedanya pendidikan olahraga dengan pendidikan jasmani ?

Pendidikan jasmani berarti program pendidikan lewat gerak atau permainan dan olahraga. Di dalamnya terkandung arti bahwa gerakan, permainan, atau cabang olahraga tertentu yang dipilih hanyalah alat untuk mendidik. Mendidik apa ? Paling tidak fokusnya pada keterampilan anak. Hal ini dapat berupa keterampilan fisik dan motorik, keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah, dan bisa juga keterampilan emosional dan sosial.

Karena itu, seluruh adegan pembelajaran dalam mempelajari gerak dan olahraga tadi lebih penting dari pada hasilnya. Dengan demikian, bagaimana guru memilih metode, melibatkan anak, berinteraksi dengan murid serta merangsang interaksi murid dengan murid lainnya, harus menjadi pertimbangan utama

SINKRONISASI PROGRAM


No

Tanggapan dari

Isi Tanggapan

Tindak Lanjut

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11.

Ka Dinas Pendidikan

(diwakili)

Ketua MKKS

(Ka SMPN 1)

Dewan Pendidikan

Ka.LPMP

Bappeda

Depag

Pengawas

MGMP (SMAN 1)

KKG ( SDN 37)

Ka. LPMP

Ka.Dinas Pendidikan

Tujuan yg sama ingin meningkatkan mutu pendidikan dari tingkat DIKDASMEN. Supaya dilaksanakan tes khusus untuk melihat sejauh mana kompetensi guru, kemudian diadakan analisis ada di level mana guru-guru tsb. Hasil analisis dimohonkan kepada LPMP untuk mengadakan pelatihan-pelatihan. Untuk pelatihan selanjutnya bisa diadakan di kabupaten sendiri.

Agar pelaksanaan pelatihan yang sering dilakukan LPMP pesertanya bisa ada pemerataan, tidak di donimasi oleh orang-orang itu saja. Karena masih banyak guru-guru yang belum tersentuh.

Terus terobsesi untuk meningkatkan pendidikan daerah Belitung khususnya, Babel pada umumnya. Tugas dinas pendidikan untuk mengkaji kelemahan dan mencari solusinya. Untuk LPMP agar diadakan kembali diskusi, satukan hati untuk memecahkan masalah Babel (kumpulkan unsur yang terkait).

Nanti akan diadakan TNA sehingga kita punya data guru dan mata pelajaran yang diajarkan, guna pemetaan kompetensi guru.

Untuk penunjukan nama peserta pelatihan diserahkan kepada dinas pendidikan kab/kota, LPMP tidak punya data jadi nanti perlu kerja sama dgn dinas agar ada pemerataan sehingga nanti kita buatkan data guru-guru tsb ada dikelompok mana. Untuk melaksanakan LPMP tidak punya dana maka perlu dilakukan sharing dana dengan Dinas Pendidikan.

Menanggapi hasil kajian ternyata ada benang merah maka perlu peningkatan SDM, Sarana dan Prasarana. Di Kabupaten Belitung ada dana besar untuk meningkatan sarana dan prasarana maka kiranya perlu kerja sama dengan PEMDA dan Dinas Pendidikan.

Mohon kepada LPMP setiap ada informasi tentang pendidikan di BABEL di informasikan juga kepada BAPPEDA.

Menanggapi situasi pendidikan yang memprihatinkan maka kita harus cepat mengambil tindakan guna meningkatkan kualitas mengingat tidak satupun guru yang memiliki nilai kompetensi A. Kita akan adakan pembicaraan lebih lanjut untuk pemecahan masalah pendidikan.

Untuk informasi tahun 2004 – 2006 dilaksanakan UT PGSD dan sudah meluluskan 50 orang guru.

Lulusan S1 belum menjadi jaminan, namun ada perubahan pola/cara mengajar oleh guru.

Perlu ada Rolling terhadap guru-guru agar tidak jenuh dalam 1 sekolah.

Dalam program Revitalisasi MGMP tidak terbatas pada mata pelajaran tertentu tapi semua perlu diimbaskan. Untuk program kedepan bisa diaplikasikan pada mata pelajaran yang lain

Berkaitan dengan 8 Standar Pendidikan Nasional dan berkaitan dengan status sekolah dan guru. MGMP dituntut untuk meningkatkan kualitas, harapan. Bagaimana upaya LPMP untuk memperlancar (moril/materi) 8 Standar Nasional tadi terpenuhi.

Guru SD sudah berupaya meningkatkan mutu dengan memberikan Les tambahan untuk kelas 1 – 5, namun terbentur oleh tugas-tugas administrasi.

Kesulitan sekolah,untuk pel penjas tidak ada buku paket khusus untuk olahraganya.

Pelatihan guru Penjas yg tidak berlatar Penjas agar terus ada diprogramkan setiap tahun.

Agar ada penerimaan guru bahasa Inggris.

Agar ada pertemuan KKG untuk mata pelajaran yang lain.

Program sekolah berstandar nasional ada dibawah Mendikdasmen sementara LPMP ada dibawah MPTK dan LPMP belum bernah diajak atau disentuh namun nanti akan diupayakan agar LPMP dilibatkan.

Mudah-mudahan program Guru Penjas masih terus bisa dilanjutkan karena sudah diprogramkan.

Untuk Mulok bahasa Inggris hanya dikhususkan pada guru mata pelajaran sehingga tidak perlu mengangkat guru bahasa Inggris untuk PNS namun bisa diambil dari guru bahasa Inggris SMP, karena fokus LPMP pada uji sertifikasi yang mewajibkan guru mengajar 24 jam untuk memenuhi kewajiban mengajar tersebut guru bahasa Inggris di SMP mencari jam tambahan di SD.

Perlu ditanamkan sikap mental guru karena kalau PBM baik hasilnya akan semakin baik. Kondisi guru sekarang sudah jauh lebih baik dengan adanya berbagai macam tunjangan. Masih diragukan adalah korelasi positif dengan sikap mental guru .

Untuk menganalisa hasil UN akan dibentuk TIM Pengkajian menyeluruh, dianalisis apa saja permasalahan, mudah-mudahan akan meningkatkan hasil pendidikan.

Nilai bahasa Inggris tidak bagus dikarenakan para murid diajar oleh guru yang bukan berpendidikan bahasa Inggris. Untuk mulok tidak mesti harus bahasa Inggris.

Hasil ujian di kab Belitung terlihat menurun, ini yang harus diperbaiki adalah diri kita sendiri, baik dari segi guru maupun sarana dan prasarana.